POSBINDU PTM POLKESYO



30 Sep 2019




“Ayo ke Posbindu PTM”
jajaran civitas Rektorat Polkesyo berbarengan dengan jajaran civitas Jurusan Kesehatan Lingkungan, menggelar kegiatan Posbindu PTM bagi jajarannya pada Senin Pon, 30 September 2019 yang dilakukan di beranda lobby sisi kanan-kiri kampus1 #polkesyo.

Kegiatan Posbindu PTM Politeknik Kesehatan Yogyakarta, memberikan layanan :
1. Monitoring faktor resiko bersama PTM secara rutin dan periodik/ rutin, berarti kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Periodikartinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
2. Konseling faktor resiko PTM tentang diet, aktifitas fisik/olahraga, merokok/dan tidaknya, stress, riwayat sakit, dll.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai dengan masalah PTM yang ada dengan klien.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti, senam, jalan santai, sepeda santai, dll.
5. Rujukan kasus faktor resiko sesuai kriteria klinis ke Klinik Pratama – Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Selama ini masyarakat (biasanya) malas untuk pergi Ke Klinik Pratama Kampus/Puskesmas dengan alasan yang bermacam-
macam, ada yang karena jarak tempuh yang jauh, ada yang takut kalau berobat di Klinik Pratama Kampus Polkesyo/Puskesmas karena meski memakai BPJS mereka kadang tak percaya diri untuk berobat.

ANDA BERUSIA 15-59 TAHUN?????…… JANGAN RAGU ……
AYO KE POSBINDU PTM…..!!!!!

Apa sih Posbindu PTM….??? Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit
jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta
gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh
masyarakat melalui pembinaan terpadu. Posbindu PTM adalahbentuk peran serta
masyarakat
(kelompok masyarakat, organisasi, industri, kampus,instansi,sekolah dll) dalamupaya
promotif dan preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko
penyakit tidak menular secara terpadu.

Kegiatan Posbindu PTM:
1. Monitoring faktor resiko bersama PTM secara rutin dan periodik.
Rutinberarti kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit.
Periodikartinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
2. Konseling faktor resiko PTM tentang diet, aktifitas fisik, merokok, stress dll.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai dengan masalah PTM yang ada.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti, senam, jalan santai dll.
5. Rujukan kasus faktor resiko sesuai kriteria klinis ke Puskesmas.

Selama ini kan masyarakat malas mau pergi Ke Puskesmas dengan alasan yang bermacam-
macam, ada yang karena jarak tempuh yang jauh puskesmas, ada yang takut kalau berobat di
puskesmas karena meski memakai BPJS mereka kadang tak percaya diri untuk berobat
kesana sehingga menurut salah satu warga ketika di tanya, “minimal siap uanglah untuk
berobat ke sana karena takutnya ada apa-apa”

belum lagi melalui prosedur yang berbelit-
belit,antrian yang cukup panjang sehingga tambah membuat mereka lebih malas. Dengan
adanya Posbindu PTM ini benar-benar sangat membantu dimasyarakat khususnya di
pedesaan yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan.

Jenis kegiatan Posbindu PTM Politeknik Kesehatan Yogyakarta :
1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor resiko keturunan dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh/IMT. termasuk analisa lemak tubuh (semisal: ukur lingkar perut pada klien).
3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah.
5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total).
6. Melaksanakan konseling (diet, merokok/tidaknya klien, gangguan stress, aktifitas fisik rutin dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok.
7. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
8. Melakukan rujukan ke Klinik Pratama POLKESYO / Puskesmas
9. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis.